LITERASI DIGITAL CIPTAKAN MEDIA PEMBELAJARAN HANDAL
DI ERA
PJJ
Siti
Fatimah, S.Pd, M.M.
Tujuh bulan berlalu, Pandemi covid-19 pun tak beranjak dari
Indonesia tercinta. Yang artinya pendidikan akan tetap berjalan dengan sistem daring.
Karena cara ampuh untuk menghindari terpaparnya virus tersebut, salah satunya
adalah belajar dan mengajar dari rumah.
Kata Internet, tentu tidak asing lagi di telinga kita. Baik
pada anak-anak, orang dewasa, bahkan lansia. Internet merupakan akronim dari International
Network. Sedangkan internet merupakan jaringan komunikasi elektronik dengan
media elekronik lainnya. Saat ini, internet sudah banyak digunakan dalam
berbagai aspek kehidupan. Baik di sektor perdagangan, perkantoran, perbankkan, sampai
dunia pendidikan. Pada bulan Februari 2020, di Indonesia pengguna internet telah
mencapai 175,2 juta. Dibanding tahun sebelumnya telah mengalami kenaikan 17%,
sungguh merupakan nilai yang cukup fantastis.
Internet merupakan sarana informasi yang sangat bermanfaat
untuk memperluas cakrawala guru maupun siswa, serta memperoleh wawasan baru
dalam ilmu pengetahuan. Bahkan saat PJJ peranan internet dalam pembelajaran
merupakan satu-satunya jalan sangat tepat membantu tugas guru dan siswa. Selain
itu teknologi Informatika sangat
berperan sebagai media pembelajaran yang ampuh dan menyenangkan.
Berbagai aplikasi media
pembelajaran tersedia di dalamnya. Misalnya, watshap, zoom, google meet,
kahoot, wabex, classroom dan masih banyak yang lainnya. Meskipun pada
awalnya di lapangan masih banyak dijumpai guru yang gaptek (gagap teknologi).
Namun seiring berjalannya waktu dengan “Bismillah Bim Salabim” dengan cepat dan
tanggap guru menjadi sosok yang mahir dalam menggunakan berbagai aplikasi untuk
media pembelajaran.
Ternyata dampak
positif dari pendemi salah satunya adalah mampu merubah mindset pendidik di
Indonesia menjadi guru yang benar-benar melek IT. Di samping dapat membantu
proses pembelajaran agar lebih menarik. Peranan internet menjadikan guru bukan
lagi sebagai sumber informasi satu-satunya, tetapi beralih menjadi fasilitator, pelatih, dan mitra belajar bagi
peserta didik. Guru berpeluang untuk lebih berkreasi dan berinovasi dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) guru dan siswa akan
lebih mudah mengakses informasi. Apa yang tidak bisa disuguhkan dalam internet,
Hampir semua yang informasi ada di sana. Dengan PJJ secara otomatis akan
memupuk literasi digital bagi guru maupun siswa. Dengan memupuk literasi
digital akan semakin membuka wawasan bagi guru dan siswa betapa luasnya ilmu
pengetahuan yang didapat melalui lietrasi digital.
Bahkan hadirnya E-book akan lebih mudah untuk mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan
guru dan siswa melalui literasi membaca.
Sumber: Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud
Lalu apa sebenarnya
Literasi Digital itu?. Literasi (Latin=Literatus) secara
harfiah memiliki arti orang yang belajar (a learned person). Dalam pengertian sederhana,
literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan dan kata
digital (Yunani=Digitus) memiliki
arti jari -- jemari. Manusia memiliki sepuluh jari – jemari. Digital merupakan
gambaran dari suatu kondisi bilangan yang terdiri dari angka 1 dan 0 atau Off
dan On (sistem bilangan biner), yang disebut juga dengan istilah Bit (Binery Digit). Semua sistem
komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya.( Dyna:2019)
Istilah literasi
digital (Digital
Literacy) diperkenalkan dan digunakan pertama sekali oleh Paul
Gilster* dalam bukunya Digital Literacy (1997). Ia mendefinisikan literasi
digital sebagai kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti
digital secara efektif dan efisien dalam berbagai konteks, seperti akademik,
karir, bisnis sampai kehidupan sehari – hari.
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan,
Literasi digital adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi digital
dan alat komunikasi untuk mengakses, menegelola, mengintegrasukan, mengenalisi
dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat komunikasi
dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
Lebih mudahnya literasi digital merupakan instrumen yang harus diterapkan guna
mencerdaskan kehidupan masyarakat untuk berinteraksi dalam dunia digital.
Dampak dari pandemi hampir seluruh guru di
Indonesia menggunakan literasi digital sebagai media pembelajaran yang sangat
menyenangkan. Bagaimana tidak, dengan berbagai macam media yang ada guru dengan
leluasa menentukan media pembelajaran yang tepat untuk PJJ. PJJ telah memupuk
literasi digital oleh guru maupun siswa. Kemampuan dalam mengakses, menegelola,
mengintegrasikan, mengenalisi dan mengevaluasi informasi tak diragukan lagi.
Seiring berjalannya waktu menjadikan PJJ lebih menyenangkan dan menumbuhkan
inovasi-inovasi yang luar biasa. Kemahiran dalam mengimplementasikan literasi
digital dalam PJJ makin masif. Sehingga menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengolah, memilih dan memilah informasi
secara benar.
Disamping guru, peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam penerapan literasi digital. Tanggungjawab orangtua menjadi
sangat vital, bagaimana menanamkan semangat literasi digital dalam diri anak
secara positif. Karena tujuan literasi digital tidak lain untuk mengajak
masyarakat agar lebih cerdas dalam berinteraksi di dunia digital atau media sosial. Mengingat derasnya arus
penyebarluasan berita hoax, serta penyebaran terhadap paham radikal dan
berbagai bentuk pembodohan lainnya di media sosial dewasa ini. Oleh karena itu
penggunaan literasi digital membutuhkan pengawasan dari orang tua dan guru, Agar siswa
tidak tenggelam dalam informasi yang tidak dapat menyesatkan.
Literasi digital telah menciptakan berbagai
media pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran jarak Jauh (PJJ). Sehingga
mampu membuka pintu selebar-lebarnya untuk guru agar lebih dapat berinovasi dan
siswa dalam PJJ merasa menyenangkan. Bukan lagi PJJ yang membosankan dengan
segudang tugas yang bergandengan erat.
Memupuk litersi digital di era PJJ sangat
sesuai dengan tujuan dari Pendidikan nasional yaitu
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembanglan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggung jawab. Salam Literasi..
PROFIL PENULIS
Siti
Fatimah, S.Pd, M.M. lahir di Mojokerto 09 Januari 1970, Lulus SDN Tunggal Pager
I tahun 1983, MTsN Mojosari tahun 1986, MAN Mojosari Tahun 1989, Menikah tahun 1990 dengan Muji Utomo, S.Pd dan
dikarunia seorang putri bernama Rafil Tania Rizkillah dan seorang putra bernama
M Rizki Apbrillian Utomo. Setelah menikah melanjutkan S1 FKIP Matematika di
Universitas Dr. Soetomo Surabaya, dan Pendidikan terakhir S2 program studi Magister Manajemen STIE
Mahardhika lulus tahun 2011. Pernah menjabat sebagai Waka Kurikulum di MAN I
Mojokerto periode 2011-2012 s/d 2016-2017, Sebagai Ketua Forum Komunikasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (FKMGMP) Kementerian Agama Kab Mojokerto tahun
2016 sampai sekarang. Dinas di MAN I Mojokerto mulai tahun 2006. Memulai
belajar menulis pada usia 50 tahun. Penulis buku Duapuluh Hari Menerbitkan Buku
Melaui Belajar Online, Potret Pendidikan di Era 4.0, dan Rahasia Artikel Tembus
Koran dan Majalah. Alamat email: fatimahsifat70@gmail.com.
Silahkan mengujungi blog saya: hamitafitis.wordpress.com dan
sitifatimah102303.gurusiana.id
Terima kasih sdh memeriahkan lomba blog bulan bahasa dan suMpah pemuda
BalasHapusMakasih pengen aktif aja
HapusWowwww keren buuu
BalasHapus